PENULISAN TANDA BACA
MAKALAH
UNTUK
MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH
Penulisan Karya Tulis Ilmiah
yang
dibina oleh Dra.
Teti Setiawati, M.Pd.
Oleh:
Ilfa Ema Prastianan
Elvira Ika Saputri
Sulistyoningrum
Faris Afif

UNIVERSITAS
NEGERI MALANG
FAKULTAS
TEKNIK
JURUSAN
TEKNOLOGI INDUSTRI
November 2016
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur dipanjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya tugas yang berjudul “TANDA BACA DAN
LAMBANG” Atas dukungan moral dan materi yang diberikan
dalam penyusunan modul ini, ucapan trimakasih ditujukan kepada ibu Dra. Teti Setiawati, M.Pd.
yang telah memberikan bimbingan, saran serta kesempatan
untuk menyelesaikan tugas ini.
Ucapan
terima kasih juga terhatur untuk kedua orang tua yang telah membantu
kami baik secara moril maupun materiil sehingga tugas ini dapat dikerjakan tanpa suatu halangan apa pun.
Tak lupa juga ucapan terima kasih kepada seluruh rekan-rekan yang telah
berpartisipasi baik secara langsung maupun tidak langsung dalam pembuatan tugas ini.
Makalah ini belum sempurna
serta masih banyak kesalahan, oleh karena itu saran dan kritik yang membangun dari rekan-rekan sangat
dibutuhkan demi menyempurnakan makalah ini.
Malang, Oktober 2016
Penyusun
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Setiap karya tulis ilmiah (makalah, skripsi, laporan
penelitian) menerapkan aturan-aturan Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan
(EYD). EYD memberikan salah satu dari beberapa pedoman yang ada, yaitu
penggunaan tanda baca. Pemakaian tanda baca menjadi bahasan yang sangat
penting, karena setiap karya tulis ilmiah membutuhkan tanda baca.
Kesalahan yang sangat fatal, apabila dalam suatu karya
tulis ilmiah salah dalam memakai tanda baca.Masalah tersebut
muncul akibat kurangnya memahami tanda baca dengan baik dan benar. Namun
masalah tersebut dapat dikontrol agar tidak menjadi kesalahan yang
berkelanjutan. Perlu diketahui, bahwa tanda baca dalam EYD ada beberapa
macam, antara lain tanda titik (.), tanda koma (,), tanda titik koma (;), tanda
titik dua (:), tanda hubung (-), tanda tanya (?), tanda seru (!), tanda kurung (( )),
tanda garis miring (/), tanda petik
(“…”), dan sebagainya.
bahasa sebagai media penulisan mensyaratkan seorang
penulis untuk menguasai kaidah-kaidah bahasa, khususnya penggunaan EYD. Karena
dengan pengusaaan terhadap kaidah EYD, dapat dipastikan pesan informasi yang
disampaikan dalam tulisannya dapat dengan mudah dipahami oleh pembacanya. Makalah
ini membahas pengunaan tanda-tanda baca yang akan memberikan pedoman dalam
penulisan karya tulis ilmiah.
1.2 Tujuan
1.
Menjelaskan
pengertian tanda baca
2.
Penjelaskan penggunaan
tanda baca
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang................................................................. I
1.2 Tujuan...................................................................................... I
BAB II PEMBAHASAN
A. Tanda
Titik............................................................................. 1
B. Tandakoma............................................................................ 3
C. Tanda Titik
Koma................................................................ 5
D. Tanda Titik Dua................................................................... 6
E. Tanda
Hubung...................................................................... 7
F. Tanda
Pisah........................................................................... 8
G. Tanda Tanya......................................................................... 10
H. Tanda
Seru............................................................................. 10
I. Tanda
Petik............................................................................ 11
J. Tanda
Kurung...................................................................... 11
K. Tanda Garis
Miring............................................................ 12
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
BAB II
PEMBAHASAN
Pemakaian Tanda
Baca
A. Tanda Titik
1.
Penggunaan tanda titik
(.)
Tidak
Baku
Sampel dipilih secara rambang .
Percobaan dilakukan tiga kali .
Baku
Sampel dipilih secara rambang.
Percobaan dilakukan tiga kali.
2.
Tanda titik dipakai
pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan. Tanda titik tidak
digunakan pada akhir kalimat yang unsur akhirnya sudah bertanda titik.
Misalnya:
Ayahku tinggal di Solo.
Buku itu disusun oleh Drs. Soemitro, M.A.
3.
Tanda titik dipakai di
belakang angka atau huruf dalam suatu bagian, ikhtisar, atau daftar.
Misalnya:
1.
Patokan Umum
1.2.
Isi Karangan
1.2.3.
Ilustrasi
2.
Patokan Khusus
2.1.
…
4.
Tanda titik dipakai
untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang menunjukkan waktu. Keterangan
waktu dalam sistem 12 dapat dilengkapi dengan keterangan pagi, siang, atau malam. Sedangkan
pada sistem 24 tidak memerlukan keterangan pagi,
siang, atau malam.
Misalnya:
Pukul
1.35.20 (pukul 1 lewat 30 menit 20 detik atau pukul 1, 35 menit, 20 detik)
Pukul
9.00 pagi
Pukul
17.30
5.
Tanda titik dipakai
dalam daftar pustaka diantara nama penulis, judul tulisan yang tidak berakhir
dengan tanda tanya atau tanda seru, dan tempat terbit. Urutan informasi
mengenai daftar pustaka tergantung pada lembaga yang bersangkutan.
Misalnya:
Alwi,
Hasan, Soenjono Dardjowidjojo, Hans Lapoliwa, dan Anton Siregar, Merari. 1920. Azab dan Sengsara. Weltevreden: Balai
Poestaka.
6.
Tanda titik dipakai
untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya yang menunjukkan jumlah.
Tanda titik tidak dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya
yang tidak menunjukkan jumlah. Tanda titik tidak dipakai pada akhir judul yang
merupakan kepala karangan atau kepala ilustras, tabel, dan sebagainya. Tanda
titik tidak dipakai di belakang (a) nama dan alamat penerima surat, (b) nama
dan alamat pengirim surat, dan (c) di belakang tanggal surat. Pemakaian tanda
titik pada nilai desimal diletakkan secara khusus.
Misalnya :
Desa itu berpenduduk
24.200 orang.
Dia
lahir pada tahun 1945 di Malang.
Bentuk
dan Kedaulatan (Bab I UUD 1945)
Yth.
Kepala Kantor Penempatan Tenaga
RP
200.25,75
$
50,000.50
B. Tanda Koma
1.
Penggunaan tanda koma
(,)
Tidak
Baku
Data dianalisis dengan teknik korelasi ,
anova ,dan regresi ganda.
Baku
Data dianalisis dengan teknik korelasi,
anova, dan regresi ganda.
2.
Tanda koma dipakai di
antara unsur-unsur dalam suatu perinsian atau pembilangan.
Misalnya:
Saya
membeli kertas, pena, dan tinta.
3.
Tanda koma dipakai
untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat jika anak kalimat itu
mendahului induk kalimatnya. Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan anak
kalimat dengan induk kalimat jika anak kalimat itu mangiringi induk
kallimatnya.
Misalnya:
Kalau
ada undangan, saya akan datang.
Saya akan datang kalau
ada undangan.
4.
Tanda koma dipakai di
belakang kata atau ungkapan penghubung antar kalimat yang terdapat pada awal
kalimat, seperti oleh karena itu, jadi,
dengan demikian, sehubungan dengan itu, dan meskipun begitu. Ungkapan penghubung antar kalimat, seperti oleh karena itu, jadi, dengan demikian,
sehubungan dengan iut, dan meskipun begitu, tidak dipakai pada awal
paragraf.
Misalnya:
Meskipun begitu, dia tidak pernah
berlaku sombong pada siapa pun.
5.
Tanda koma dipakai
untuk memisahkan kata seru, seperti o,
ya, wah, aduh, dan kasihan, atau
kata-kata yang digunakan sebagai sapaan, seperti Bu, dik, atau mas dari
kata lain yang terdapat di dalam kalimat.
Misalnya:
O, begitu?
Wah,
bukan main!
6.
Tanda koma dipakai
untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam kalimat.
Misalnya:
Kata
Ibu, “Saya gembira sekali”
7.
Tanda koma tidak
dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain yang mengiringinya
dalam kalimat jika petikan langsung itu berakhir dengan tanda tanya atau tanda
seru.
Misalnya:
“Di
mana Saudara tinggal?” tanya Pak Guru
8.
Tanda koma dipakai
di antara (a) nama dan alamat, (b)
bagian-bagian alamat, (c) tempat dan tanggal, serta (d) nama tempat dan wilayah
atau negeri yang ditulis berurutan.
Misalnya:
Sdr.
Abdullah, Jalan Pisang Candi 2, Bogor
Salemba
Raya 6, Jakarta
Surabaya,
10 Mei 1960
Tokyo,
Jepang.
9.
Tanda koma dipakai
untuk memisahkan bagian nama yang dibalik susunannya dalam daftar pustaka.
Misalnya:
Gunawan,
Ilham. 1984. Kamus Politik Internasional.Jilid
1. Jakarta: Restu Agung.
10. Tanda
koma dipakai di antara bagian-bagian dalam catatan kaki atau catatan akhir.
Misalnya:
Alisjahbana,
S. Takdir, Tata Bahasa Baru Bahasa
Indonesia. Jilid 2 (Jakarta: Pustaka Rakyat, 1950), hlm 25.
11. Tanda
koma dipakai di antara nama orang dan gelar akademik yang mengikutinya untuk
membedakannya dari singkatan nama diri, keluarga, atau marga.
Misalnya:
Bambang Irawan, S.H.
C. Tanda Titik Koma
1.
Tanda titik koma
dipakai sebagai pengganti kata penghubung untuk memisahkan kalimat yang setara
di dalam kalimat majemuk setara.
Misalnya:
Hari
sudah malam; anak-anak masih membaca buku-buku yang baru dibeli ayahnya.
2.
Tanda titik koma digunakan
untuk mengakhiri pernyataan perincian dalam kalimat yang berupa frasa atau
kelompok kata. Dalam hubungan itu sebelum perincian terakhir tidak perlu
digunakan kata dan.
Misalnya:
Syarat-syarat
penerimaan pegawai negeri sipil di lembaga ini:
1.
berkewarganegaraan Indonesia;
2.
berijazah S1 sekurang-kurangnya;
3.
berbadan sehat;
4.
bersedia ditempatkan di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
3.
Tanda titik koma
digunakan untuk memisahkan dua kalimat setara atau lebih apabila unsur-unsur
setiap bagian itu dipisah oleh tanda baca dan kata hubung.
Misalnya:
Ibu
membeli buku, pensil, tinta; baju, celana, dan kaos; pisang, apel, dan jeruk.
D. Tanda Titik Dua
1.
Penggunaan tanda titik
dua (:)
Tidak
Baku
.....sebagai berikut :
Ada beberapa bagian antara lain :
Baku
.....sebagai berikut:
Ada beberapa bagian
antara lain:
2.
Tanda titik dua dipakai
pada akhir suatu pernyataan lengkap yang diikuti rangkaian atau pemerian. Tanda
titik dua tidak dipakai jika rangkaian atau pemeriaan itu merupakan pelengkap
yang mengakhiri pernyataan.
Misalnya:
Kita
sekarang memerlukan perabotan rumah tangga: kursi, lemari, dan meja.
Kita
memerlukan kursi, meja, dan lemari.
3.
Tanda titik dua dipakai
sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan pemerian.
Misalnya:
Ketua : Ahmad Wijaya
Sekretaris :
Saiti Aryani
Bendahara : Aulia Arimbi
4.
Tanda titik dua dapat
dipakai dalam naskah drama sebuah kata yang menunjukkan pelaku dalam
percakapan.
Misalnya:
Ibu :
”Bawa koper ini, Nak!”
Amir :
”Baik, Bu”
5.
Tanda titik dua dipakai
di antara (a) jilid atau nomor dan halaman, (b) bab dan ayat dalam kitab suci,
(c) judul dan anak judul suatu karangan, serta (d) nama kota dan penerbit buku
acuan dalam karangan.
Misalnya:
Horison, XLIII, No. 8/2008:8
E. Tanda Hubung
1.
Tanda hubung menyambung
kata-kata yang terpisah oleh pergantian baris.
Misalnya:
Disamping cara lama diterapkan juga cara
baru …
Sebagaimana kata peribahasa, tak ada
gading yang tak retak.
2.
Tanda hubung menyambung
awalan dengan bagian kata yang mengikutinya atau akhiran dengan bagian kata
yang mendahuluinya pada pergantian baris.
Misalnya :
Kini
ada cara baru untuk mengukur panas.
3.
Tanda hubung digunakan
untuk menyambung unsur-unsur kata ulang.
Misalnya :
Anak-anak
Berulang-ulang
4.
Tanda hubung dipakai
untuk merangkai:
a. se- dengan kata berikutnya yang dimulai dengan huruf kapital
b. k- dengan angka
c. angka dengan an-
d. kata atau imbuhan
dengan singkatan berhuruf kapital,
e. kata ganti yang
berbentuk imbuhan, dan
f.
gabungan kata yang merupakan kesatuan
5.
Tanda hubung dipakai
untuk merangai unsur bahasa Indonesia dengan unsur bahasa asing.
Misalnya:
di-smash
di-mark-up
F. Tanda Pisah
1.
Tanda pisah dipakai
untuk penyisipan kata atau kalimat yang memberi penjelasan di luar bagian utama
kalimat.
Misalnya :
Kemerdekaan
itu hak segala bangsa harus dipertahankan
2.
Tanda pisah dipakai
untuk menegaskan adanya keterangan aposisi atau keterangan yang lain sehingga
kalimat menjadi lebih jelas.
Misalnya :
Rangkaian
temuan ini evolusi, teori kenisbian, dan kini juga pembelahan atom telah
mengubah konsepsi kita tentang alam semesta.
3.
Tanda pisah dipakai di
antara dua bilangan, tanggal, atau tempat dengan arti ‘sampai dengan’ atau
‘sampai ke’.
Misalnya :
Tahun
1928 2008
Tanggal
5 10 april 2008
Jakarta
Bandung
G. Tanda Tanya
1.
Penggunaan Tanda Tanya
(?)
Tidak
Baku
Benarkah hal itu ?
Apa yang akan terjadi ?
Baku
Benarkah hal itu?
Apa yang akan terjadi?
2.
Tanda Tanya dipakai
pada akhir kalimat Tanya.
Misalnya:
Kapan
dia berangkat?
3.
Tanda tanya dipakai di
dalam tanda kurung untuk menyatakan bagian kalimat yang disangsikan atau yang
kurang dapat dibuktikan kebenarannya.
Misalnya:
Dia
dilahirkan pada tahun 1963 (?)
H. Tanda Seru
Tanda
seru dipakai untuk mengakhiri ungkapann atau pernyataan yang berupa seruan atau
perintah yang menggambarkan kesungguhan, ketidakpercayaan, ataupun emosi yang
kuat.
Misalnya:
Alangkah
indahnya taman laut ini!
Penggunaan Tanda seru (!)
Tidak
Baku
Hal itu tidak benar !
Baku
Hal itu tidak benar!
I.
Tanda Petik
1.
Tanda petik dipakai
untuk mengapit petikan langsung yang berasal dari pembicaraan, naskah, atau
bahan tertulis lain.
Misalnya:
Pasal
36 UUD 1945 menyatakan “Bahasa Negara
ialah bahasa Indonesia”.
2.
Tanda petik di pakai
untuk mengapit judul puisi, karangan, atau bab buku yang dipakai dalam kalimat.
Misalnya:
Sajak
“Pahlawanku” terdapat pada halaman 5 buku itu.
3.
Tanda petik dipakai
untuk mengapit istilah ilmiah yang kurang dikenal atau kata yang mempunyai arti
khusus.
Misalnya :
Pekerjaan
itu dilaksanakan dengan cara “coba dan ralat” saja.
J.
Tanda Kurung
1.
Tanda kurung dipakai
untuk mengapit tambahan keterangan atau penjelasan.
Misalnya:
Dia
tidak membawa SIM (surat izin mengemudi)
2.
Tanda kurung dipakai
untuk mengapit keterangan atau penjelasan yang bukan bagian utama kalimat.
Misalnya:
Sajak
Tranggono yang berjudul “Ubud” (nama tempat yang terkenal di Bali) ditulis pada
tahun 1962.
3.
Tanda kurung dipakai
untuk mengapit huruf atau kata yang kehadirannya di dalam teks dapat
dihilangkan.
Misalnya:
Kata cocaine diserap
ke dalam bahasa Indonesia menjadi kokain (a).
4.
Tanda kurung dipakai
untuk mengapit angka atau huruf yang merinci urutan keterangan.
Misalnya:
Faktor
produksi menyangkut masalah (a) bahan baku, (b) biaya produksi, dan (c) tenaga kerja.
Dia
harus melengkapi berkas lamarannya dengan melampirkan (1) akta kelahiran, (2)
ijazah terakhir, dan (3) surat keterangan kesehatan.
K.
Tanda Garis Miring
Tanda
garis miring dipakai di dalam nomor surat, nomor pada alamat, dan penandaan
masa satu tahun yang terbagi dalam dua tahun takwim atau tahun ajaran.
Misalnya:
No. 7/PK/2008
Tahun
ajaran 2008/2009
L.
Tanda sama dengan (=),
lebih besar (>), lebih kecil (<), tambah (+), kurang (-), kali (x) dan
bagi (:) diketik dengan spasi atau ketukan sebelum dan sesudahnya.
Contoh:
Tidak baku baku
P=0,05 p
= 0,05
p>0,05 p
> 0,05
p<0,05 p
< 0,05
a+b=c a
+ b = c
a:b=d a
: b = d
Akan tetapi tanda bagi (:) yang dipakai untuk
memisahkan tahun penerbitan dengan nomor halaman pada rujukan diketik rapat
dengan angka yang mendahului dan mengikutinya
Tidak baku
Sadtono (1980 : 10) menyatakan
Baku
Sadtono (1980:10) menyatakan
Pemenggalan kata pada akhir baris (-) disesuaikan
dengan suku katanya
Tidak baku
Masalah ini perlu ditegas
kan
Tidak dilakukan dengan me-
mbabi buta
Baku
Masalah ini perlu ditegas-
kan
Tidak dilakukan dengan mem-
babi buta
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Berdasarkan
pembahasan di atas,
dapat ditarik kesimpulan berikut. Tanda baca adalah simbol yang
tidak berhubungan dengan dengan suara atau kata dan frasa pada suatu bahasa, melainkan
berperan untuk menunjukkan struktur dan organisasi suatu tulisan, dan juga
intonasi serta jeda yang dapat diamati sewaktu pembacaan. Tanda baca dalam penggunaannya
dapat dilihat pada bahasan di atas, bukan soal tahu saja tapi harus dipahami
lebih dalam tentang permasalahan
yang seri muncul (salah penggunaan tanda baca) dalam karya tulis ilmiah. Salah dalam menggunakan
tanda baca akan menyebabkan
kesalahan yang sangat fatal yang tanpa disadari kalaupun sebelumnya belum mengetahui hal
tersebut. Sarana
belajar dan giat berlatih merupakan jalan keluar dari masalah yang
terkadang timbul akibat salah dalam penulisan tanda baca.
DAFTAR PUSTAKA
Infra, Redaksi.2013. Ejaan Yang Disempurnakan. Jakarta:
Katalog dalam Terbitan
Kementerian Pendidikan
Nasional Universitas Negeri Malang,
2010. Pedoman
Penulisan Karya Ilmiah
(Edisi Kelima). Malang: Universitas Negeri Malang.
Comments
Post a Comment
Ada pesan di blog